Upacara Kematian TanaToraja Dan Wisata Kubur Batu Yang Unik

Suku Toraja menetap di pegunungan bagian Utara Sulawesi Selatan. Mayoritasnya beragama Kristen, sebagian memeluk agama Islam dan Ritual kematian dan wisata kubur batu kepercayaan Animisme yang dikenak sebagai Aluk To Dolo. Bahasa yang mereka gunakan adalah Sa’dan Toraja sebagai dialek bahasa utama. 

Selain budaya yang kental Toraja juga sangat terkenal dengan upacara kematian atau mereka sebut dengan Rambu Solo, yang merupakan upacara penting dan memakan biaya yang fantasti. Ritual ini dihadiri oleh ratussan orang dan berlangsung berhari-hari dengan tempat pemakaman yang tak biasa. Inilah keunikan upacara kematian TanaToraja  dan wisata kubur batu.

Inilah upacara Kematian TanaToraja Dan Wisata Kubur 

Upacara Rambu Solo

Ritual upacara adat Rambu Solo memiliki makna dan tatanan yang sangat unik. Rambu Solo selain disimbolkan sebagai upacara pemakaman, upacara ini juga dimaknai sebagai penyempurnaan kematian seseorang, bertujuan untuk menghormati dan menghantarkan arwah yang telah mati ke alam roh. Masyarakat setempat menyebutnya puya. 

upacara kematian TanaToraja ini akan menghabiskan biaya yang sangat besar, pasalnya upacara ini akan dihadiri banyak orang bahkan hingga ratusan orang. Ritual Rambu Solo ini ditandai dengan pemotongan hewan dan hewan yang digunakan adalah kerbau atau te’dong jantan dan babi. Sebelum disembelih tedong akan diarak keliling kampung dan diadu.

Untuk kalangan bangsawan kerbau yang wajib dikurbankan sekitar 25-100 ekor di mana salah satunya mengurbankan kerbau bule yang kisaran harganya bisa mencapai ratusan juta. Untuk melaksanankan upacar dengan biaya yang fantastis biasanya keluarga akan mengawetkan jenazah di dalam rumah hingga dana terkumpul bahkan bisa mencapai waktu tahunan.

Prosesi Upacara Rambu Solo

Proses upacara kematian TanaToraja  diadakan dalam 4 rangkaian yaitu, ma’tudan, mebalun, ma’roto, ma’popengkalo. Ini adalah rangkaian prosesi, ma’palao ini merupakan proses pembungkusan jenazah. Ma’roto adalah kegiatan di mana keluarga akan menghiasi peti jenazah menggunakan kain dari benang merah dan benang emas. 

Ma’popengkalo yaitu proses pengarakan jenazah hingga ke lumbung tempat penyemayaman. Para keluarga akan berdiri di bawah kain merah dan akan bersorak sorai tanpa terlihat adanya kesedihan. Dan yang terakhir adalah Ma’palao yaitu proses pengarakan jenazah dari dari area rumah tongkonan hingga tempat pemakaman.

Inilah Wisata Kubur Yang Dapat Kamu Kunjungi Saat Berada Di TanaToraja

Kuburan Goa

Masyarakat Toraja mempunyai sebuah tradisi menyimpan mayat di dalam goa. kuburan ini di buat dengan membuat lubang pada tebing-tebing bukit batu untuk tempat memasukkan peti jenazah. Saat kita memasuki goa kita akan disambut dengan indahnya Stalaktit dan Stalakmit dan nuansa mistis dengan peti-peti mayat dan tengkorak manusia.

Kuburan Gantung

Ini adalah cara penguburan dengan memasukkan jenazah kedalam erong peti khas orang Toraja, kemudian digantungkan di tebing-tebing batu. Kuburan ini biasanya selalu berdampingan dengan kuburan goa. 

Kuburan Batu Liang

Sebuah batu yang sangat besar akan dipahat  dan dibuat lobang-lobang di sampingnya untuk menyimpan jenazah. Kita dapat jumpai di objek wisata Lo'ko Mata, Lemo dan makam raja-raja Sangalla di Suaya.

Kuburan Pohon Passilliran

Masyarakat sekitar menyebutnya dengan kuburan Pohon Tarra yang berukuran besar dan masih tumbuh dilubangi kemudian jenasah dari sang bayi dimasukkan kedalam lubang dan ditutupi dengan ijuk. Suku Toraja akan menguburkan bayinya yang meninggal di bawah umur 6 bulan. 

Itulah beragam keunikan yang dapat kamu temukan ketika berada di TanaToraja, yang paling menjadi perhatian adalah upacara Kematian Tana Toraja Dan Wisata Kubur. Jangan di tiru karena meng-agungkan selain Allah adalah perbuatan syirik selamat berwisata.

Tweet